BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sains
Kata sains berasal dari bahasa latin
” scientia ” yang berarti pengetahuan.berdasarkan webster new collegiate
dictionary definisi dari sains adalah “pengetahuan yang diperolehmelalui
pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran
umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan
melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk
mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk
menggambarkan dan menjelaskan fenomena – fenomena yang terjadi di alam .
pengertian
sains jugamerujuk kepada susunan pengetahuan yang orang dapatkan melalui metode
tersebut. atau bahasa yanglebih sederhana, sains adalah cara ilmu pengetahuan
yang didapatkan dengan menggunakan metode tertentu.
Sains dengan definisi diatas
seringkali disebut dengan sains murni, untuk membedakannya dengan sains
terapan, yang merupakan aplikasi sains yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. ilmu sains biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
-
Natural
sains atau Ilmu
pengetahuan Alam
-
Sosial
sains atau ilmu
pengetahuan sosial
berikut ini adalah contoh dari
begitu banyak pembagian bidang – bidang sains, khususnya natural sains atau IPA
anatara lain:
- BIOLOGI (Biology) : Anatomi,biofisika,genetika, Ekologi, Fisiologi, taksonomi, virulogi, zoologi, dll
- KIMIA (Chemistry) : Kimia Analitik, Elektrokimia, Kimia organik, kimia anorganik, ilmu material, kimia polimer, thermokimia
- Fisika (Physics) : Astronomi, fisika nuklir, kinetika, dinamika, fisika material, optik, mekanika quantum, thermodinamika
- Ilmu Bumi (Earth Science) : Ilmi lingkungan, geodesi, geologi, hydrologi, meteorologi, paleontologi, oceanografi.
B.
Pentingnya Sains
Bagi Anak Usia Dini
Cukup
sulit memunculkan suatu pengertian sains yang dapat diterima oleh semua pihak,
termasuk oleh para ahli atau orang-orang yang berkecimpung dalam bidanganya.
Terkadang pengertian yang satu tidak selaras, bahkan seperti bertentangan
dengan pengertian lainnya. Hal ini terjadi paling tidak diakibatkan oleh 2 hal
yang paling mendasar. Pertama, karena sangat luasnya ruang lingkup
kajian dan eksplorasi dalam keilmuan bidang sains, sehingga memungkinkan para
sainstis dalam menggali dan mengembangkannyadapat meninjau dari berbagai sudut
pandang yang relative berbeda, kedua, karena sifat sains yang dinamis,
yaitu berkembang terus menerus seiring dengan berbagai usaha dan explorasi
manusia dari waktu ke waktu untuk menemukan hakekatnya, sehingga berbagai perspekif
baru setiap kali dapat saja ditemukan dan dikemukakan kepada masyarakat.
Meskipun
titik temu konsep tentang sains yang bersifat standard dan dapat diterima oleh
semua fihak sulit dikemukakan, tetapi batasan-batasan yang bersifat mendasar (substansi)
dapat dimunculkan dari berbagasi dimensi. Dari sudut bahasa, sains atau Science
(Bahasa Inggris), berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata Scientia,
artinya pengetahuan. Tetapi pernyataan tersebut terlalu luas dalam penggunaan
sehari-hari, untuk itu perlu dimunculkan kajian etimologi lainnya. Para
ahli memandang batasan etimologis yang tepat tentang sains yaitu dari
bahasa Jerman, hal itu dengan merujuk pada kata Wissenchaft, yang
memiliki pengertian pengetahuan yang tersusun atau terorganisasikan secara
sistematis.
Dari
uraian diatas dapat ditarik pengertian sains secara substansial. Berdasar
definisi-definisi yang telah disajikan, dapat disimpulkan bahwa sains dapat
dipandang baik sebagai suatu proses, maupun hasil atau produk, serta sebagai
sikap.
C.
Tujuan pengenalan
sains
Pembelajaran
sains untuk anak usia dini difokuskan pada pembelajaran mengenai diri sendiri,
alam sekitar dan gejala alam. Pembelajaran Sains pada anak usia dini memiliki
beberapa tujuan, diantaranya yaitu :
1.
Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dengan
kehidupan sehari-hari.
2.
Membantu menumbuhkan minat pada anak usia dini untuk mengenal dan memperlajari
benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitarnya.
3.
Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan
gejala-gejala alam san memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Membantu anak usia dini untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta kepada alam
sekitar sehingga menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa
D.
Materi sains
bagi anak usia dini
Ada beberapa materi sains yang sesuai untuk anak
prasekolah terutama usia 5-6 tahun. Pembelajaran topik-topik sains hendaknya
lebih bersifat memberikan pengalaman tangan pertama (first-hand experience) kepada anak, bukan mempelajari konsep saians
yang abstrak. Selain itu pembelajaran sains hendaknya mengembangkan kemampuana
observasi, klasifikasi, pengukuran, mengunakan bilangan dan mengidentifikasi
hubungan sebab akibat. Materi tersebut antara lain:
1.
Mengenal
gerak
Anak sangat senang
bermain dengan benda-benda yang dapat bergrak, memutar, menggelinding,
melenting, atau melorot. Ada beberpa kegiatan untuk mengenalkan anak dengan
gerakan, antara lain:
a.
Menggelinding
dan bentuk benda
Materi ini menyadarkan
anak akan sebab-sebab timbulnya gerakan pada benda. Kemiringan papan, bentuk
benda slilidris dan kotak, halus kasarnya permukaan benda ikut mempengaruhi
kecepatan gerakan. Materi ini juga dapat melatih kemampuan observasi.
b.
Menggelinding
dan ukuran benda
Bermain dengan cara
menggelindingkan benda-benda dengan berbagai ukuran akan membantu siswa untuk
mengenal bahwa besar kecil, berat ringannya suatu benda akan mempengaruhi gerak
benda tersebut. Meteri ini juga melatih kemampuan observasi pada anak.
2.
Mengenal
benda cair
Bermain dengan air merupakan salah
satu kesenangan anak. Pendidik dapat mengarahkan permainan tersebut agar anak
dapat memiliki berbagai pengalaman tentang air. Air senantiasa menyesuaikan
bentuknya dengan bentuk wadahnya. Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke
tempat yng lebih rendah atau dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang
bertekanan rendah.
Berbagai
kegiatan n dengn air, antara lain:
a.
Konservasi
volume
Kegiatan ini merupakan
cara untuk melatih anak memahami isi atau volume benda cair. Anak Pra
operasional belum dapat memahami konservasi volume (Piaget 1972). Oleh karena
itu memperkenalkan anak dengan bejana yang dapat diisi akan membantu anak
memahami konservasi volume. Sambil mengisi botol besar, lalu memindahkan ke
botol yang lebih kecil dan sebalaiknya, anak belajar mengunakan bilangan untuk
menghitung banyaknya air yang dimasukkan ke botol tersebut. Anak juga akan
berlatih memahami pengertian lebih banyak dan lebih sedikit. Kegiatan ini
sebaiknya dilakukan di luar kelas. Agar tidak basah, sebaiknya anak diminta
memakai rompi plastik.
b.
Tenggelam
dan terapung
Kegiatan ini dapat
dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri alas plastik dan
koran agar air tidak mmbasahi tempat. Tujuan kegiatan ini adalah agar anak
diberi pengalaman bahwa ada benda yang tenggelam an ada yang terapung. Anak
sering mengira benda yang berukuran kecil terapung dan yang besar tenggelam.
Tenggelam atau terapung tidak ditentukan oleh ukuran benda melainkan oleh berat
jenis benda
c.
Membuat
benda terapung
Tujuan kegiatan ini addalah
untuk mengenalkan pada anak bahwa benda yang tenggelam dapat dibuat terapung.
Dari kegiatan ini pula anak akan memahami, mengapa perahu yang berat dapat
terapung.
d.
Larut
dan tidak larut
Sebagian benda larut ke
dalam air dan sebagian lagi tidak. Gula, garam dan warna pada teh larut dalam
air sehingga akan membentuk larutan. Jika larutan dibiarkan, maka akan
membentuk endapan, kecuali jika airnya diuapkan semua. Benda lain tidak larut
dalam air, seperti tepung, pasir dan minyak. Jika benda tersebut dicampur
dengan air maka tidak akan membentuk larutan, tetapi membentuk campuran.
Campuran kelihatan tidak homogen dan jika diendapkan, maka akan terlihat adanya
endapan.
e.
Air
mengalir
Air mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah karena gravitasi bumi. Air dari
tempat yang lebih rendah dapat dialirkan ke tempat yang lebih tingi dengan
menambah tekanan, misalnya dengan pompa air. Anak sangat senang bermain dengan
air mengalir dan memperoleh pengalaman langsung yang kelak akan berguna untuk
mempelajari sains.
f.
Mengenal
sifat berbagai benda cair
Melalui kegiatan ini
anak diperkenalkan bahwa benda cair itu bermacam-macam, tidak hanya air.
Benda-benda cair itu juga memiliki sifat yang berbeda.
3.
Mengenal
timbangan (neraca)
Neraca sangat baik
untuk melatih anakmenghubungkan sebab akibat karena hasilnya akan nampak secara
langsung.jika beban di satu lengan timbangan di tambah, maka beban akan turun.
Demikian pula jika beban di geser menjauhi sumbu. Berbagai benda memiliki massa
jenis berbeda. Kapas dan spon memiliki massa jenis yang lebih kecil dibanding
besi dan batu, meskipun batu dan besi ukurannya kecil tetapi akan lebih berat
dari kapas atau spon.
4.
Bermain
gelembung sabun
Anak sangat menyukai
bermain dengan gelembung sabun. Dengan menambahkan satu sendok gliserin pada
dua liter air, larutan sabun, akan diperoleeh larutan yang sabun yang
menakjubkan yang dapat digunakan untuk membentuk gelembung raksasa, jendela
kaca, atau bentuknya lainnya dari busa..
5.
Mengenal
benda-benda lenting
Benda-benda dari karet pada umumnya
memuliki kelenturan sehingga mampu melenting jika dijatuhkan. Demikian pulla
benda dari kare yang diisi udara , seperi bola basket, bola voli dan bola
plastik. Anak sangat senang bermin dengan benda-benda tersebut.
6. Mengenal Binatang
Binatang merupakan mahluk yang
menarik bagi anak-anak karena mampu merespon rangsang. Anjing, misalnya mampu
mengembalikan bnda-benda yang dilemparkan pemiliknya. Anak kucing akan mengejar
dan menerkam benda-benda yang bergerak. Meskipun masih diperdebatkan dari segi
sanaitasi dan higienisnya, memelihara hewan peliharaan dapat mengembangkan rasa
kasih dan sayang pada anak. Melalui binatang anak akan belajar banyak tentang
mahluk tersebut. Oleh karena itu di nagara-negara maju, kebun binatang
dilengkapi dengan pojok sains (sains center) dimana anak dapat berinteraksi
dengan bintang yang jinak dan bersih sambil memperlajarinya. Ada beberapa
keuntungan yang diperoleh anak jika berinteraksi dengan binatang. Pertama, anak
belajar mengenal dan menghargai mahluk hidup, ia belajar bahwa mahluk hidup
memerlukan makanan, papan dan kasih sayang. Kedua, anak belajar untuk
menyayangi binatang yang pada akhirnya akan menumuhkan rasa kasih sayang pada
mahluk hidup.
E.
Strategi
pembelajaran sains
Untungmengenalkanpembelajaransainspadaanakusiadiniadalahsebagiaberikut
:
1. Bersifat konkrit
Benda-benda yang digunakan bermain dalam kegiatan pembelajaran adalah benda yang konkrit (nyata). Pendidik tidak dianjurkan untuk menjejali anak dengan konsep-konsep abstrak. Pendidik sebaiknya menyediakan berbagai benda dan fasilitas lainnya yang diperlukan agar anak dapat menemukan sendirri konsep tersebut.
Benda-benda yang digunakan bermain dalam kegiatan pembelajaran adalah benda yang konkrit (nyata). Pendidik tidak dianjurkan untuk menjejali anak dengan konsep-konsep abstrak. Pendidik sebaiknya menyediakan berbagai benda dan fasilitas lainnya yang diperlukan agar anak dapat menemukan sendirri konsep tersebut.
2. Hubungan sebab akibat terlihat
secara langsung
Anak usia 5-6 tahun masih sulit menghubungkan sebab akibat yang tidak terlihat secara langsung karena pikiran mereka yang bersifat transduktif. Anak tidak dapat menghubungkan sebab-akibat yang tidak terlihat secara langsung. Jika anak melihat peristiwa secara langsung, membuat anak mampu mengetahui hubungan sebab akibat yang terjadi. Sains kaya akan kegiatan yang melatih anak menghubungkan sebab akibat.
Anak usia 5-6 tahun masih sulit menghubungkan sebab akibat yang tidak terlihat secara langsung karena pikiran mereka yang bersifat transduktif. Anak tidak dapat menghubungkan sebab-akibat yang tidak terlihat secara langsung. Jika anak melihat peristiwa secara langsung, membuat anak mampu mengetahui hubungan sebab akibat yang terjadi. Sains kaya akan kegiatan yang melatih anak menghubungkan sebab akibat.
3. Memungkinkan anak melakukan
eksplorasi
Kegiatan sains sebaiknya memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda yang ada disekitarnya. Pendidik dapat menghadirkan objek dan fenomena yang menarik ke dalam kelas. Misalnya guru menghadirkan induk kucing dengan anaknya, atau ulat yang akan menjadi kepompong. Anak akn merasa senang memperhatikan perilaku dan perubahan yang terjadi terhadap binatang tersebut. Bermain dengan air, magnet, balon, suara atau bayang-bayang akan membuat anak sangat senang. Anak juga akan dapat menggunakan hampir semua panca indranya untuk melakukan eksplorasi atau penyelidikan.
Kegiatan sains sebaiknya memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda yang ada disekitarnya. Pendidik dapat menghadirkan objek dan fenomena yang menarik ke dalam kelas. Misalnya guru menghadirkan induk kucing dengan anaknya, atau ulat yang akan menjadi kepompong. Anak akn merasa senang memperhatikan perilaku dan perubahan yang terjadi terhadap binatang tersebut. Bermain dengan air, magnet, balon, suara atau bayang-bayang akan membuat anak sangat senang. Anak juga akan dapat menggunakan hampir semua panca indranya untuk melakukan eksplorasi atau penyelidikan.
4. Memungkinkan anak menkonstruksi
pengetahuan sendiri.
Sains tidak melatih anak untuk mengingat berbagai objek, tetapi melatih anak mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan objek tersebut. Oleh karena itu kegiatan pengenalan sains tidak cukup dengan memberitahu definisi atau nama-nama objek, tetapi memungkinkan anak berinteraksi langsung dengan objek dan memperoleh pengetahuan dengan berbagai inderanya dari objek tersebut. Oleh sebab itu sangat tidak tepat jika memperkenalkan anak berbagai objek melalui gambar atau model. Anak membutuhkan objek yang sesungguhnya.
Sains tidak melatih anak untuk mengingat berbagai objek, tetapi melatih anak mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan objek tersebut. Oleh karena itu kegiatan pengenalan sains tidak cukup dengan memberitahu definisi atau nama-nama objek, tetapi memungkinkan anak berinteraksi langsung dengan objek dan memperoleh pengetahuan dengan berbagai inderanya dari objek tersebut. Oleh sebab itu sangat tidak tepat jika memperkenalkan anak berbagai objek melalui gambar atau model. Anak membutuhkan objek yang sesungguhnya.
5. Memungkinkan anak menjawab
persoalan ”apa” dari pada ”mengapa”
Keterbatasan anak menghubungkan sebab akibat menyebabkan anak sulit menjawab pertanyan ”mengapa”. Pertanyaan tersebut harus dijawab dengan logika berfikir sebab akibat. Jika anak bermain dengan air di pipal lalu anak ditanya ”apa yang akan terjadi jika ujung pipa dinaikkan?”. Anak dapat menjawab, ”air akan mengalir melalui ujung yang lain yang lebih rendah.” tidak perlu anak ditanya ”mengapa jika ujung ini dinaikkan, air akan mengali ke ujung yang lebih rendah”? Hal itu tidak akan dapat dijawab oleh anak. Sering anak menerjemahkan pertanyaan ’mengapa” dengan ”untuk apa”, sehingga pertanyaan mengapa akan dijawab ”agar” atau ”supaya” .
Keterbatasan anak menghubungkan sebab akibat menyebabkan anak sulit menjawab pertanyan ”mengapa”. Pertanyaan tersebut harus dijawab dengan logika berfikir sebab akibat. Jika anak bermain dengan air di pipal lalu anak ditanya ”apa yang akan terjadi jika ujung pipa dinaikkan?”. Anak dapat menjawab, ”air akan mengalir melalui ujung yang lain yang lebih rendah.” tidak perlu anak ditanya ”mengapa jika ujung ini dinaikkan, air akan mengali ke ujung yang lebih rendah”? Hal itu tidak akan dapat dijawab oleh anak. Sering anak menerjemahkan pertanyaan ’mengapa” dengan ”untuk apa”, sehingga pertanyaan mengapa akan dijawab ”agar” atau ”supaya” .
F.
Evaluasipenegnalan
sains bagi anak usis dini
EvaluasipembelajaranAnakUsiaDinimengacupadaPeraturanMenteriPendidikanNasionalnomor
58 tahun 2009.
TujuanEvaluasiPembelajaranAnakUsiaDini:
1. DIAGNOSIS
Mengenaliketerhambatanperkembangananakdanmencaripenyebabkelambatananakdalambelajar.
2. PENEMPATAN
2. PENEMPATAN
Menentukankelompokbelajaranaksesuaidengankebutuhanlayanan
yang diberikan.
3. MERENCANAKAN PROGRAM
3. MERENCANAKAN PROGRAM
Setelahmengidentifikasijenisperlakuanpada
program/layanan, makahasilpenilaiandapatdigunakanuntukmerencanakan program
berikutnyaberdasarkankeefektifan (kemanjuran) sebuah program.
4. PENELITIAN
4. PENELITIAN
Penelitimelakukanpenelitianterhadapanak-anakuntuklebihmemahamiperilakumereka/
untukmengukurkecocokanpengalaman yang diperolehdenganpengalaman yang
ditawarkan.
PerbedaanMaknaIstilahTes, Pengukuran, Penilaian, danEvaluasi:
1. TES
Tugas yang
diberikankepadaanakuntukmengetahuidampakperlakuan yang diberikankepadanya
(Gilbert Sax, 1980).
ContohPerlakuan:
“Anakmendengarkandongeng –KancildanTimun-“
ContohDampakPerlakuan:
Anakmengenaltokoh-tokohdongeng.
Anakdapatmeniruteladanpositifdaritokohdongeng.
2. PENGUKURAN
2. PENGUKURAN
Proses pemberianperingkat
(angka/huruf/simbol) padakemampuan yang dimilikianakberdasarkanaturan main yang
disepakati (Ebel, 1972).
ContohKemampuan:
Mengguntinggarisberbentuksegitiga.
ContohAturan Main:
Kriteriamengguntinggaris.
ContohPeringkat:
0,1,2,3 (angka) ; A,B,C,D (huruf)
3. PENILAIAN
Proses pengumpulaninformasi yang
digunakanuntukmembuatkeputusantentanganak (Anthony J. Nitko, 1996)
Contohinformasi yang dikumpulkan:
Perkembanganbahasa.
ContohKeputusan:
Anaksampaipadatahapmengenalhuruf.
Anaksampaipadatahapmengenalsuku kata awal yang sama.
Anaksampaipadatahapmengenal kata.
Anaksampaipadatahapmengenalkalimatsederhana.
4. EVALUASI
Proses menggambarkankeadaanevaluasi
(subjekyang dievaluasi) danmemutuskankeuntungandankerugiannya (GubadanLlincoln,
1985)
ContohMenggambarkanKeadaan:
Pembelajaranberdasarkanminatmemerlukan media
pembelajaran yang beragamdanmenyebabkanbiayaoperasionalpendidikanmeningkat.
ContohKeputusan:
Anakbelajardengansenanghati (keuntungan) danbiayapendidikanmahal
(kerugian)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalambeberapatahunterakhirini, belajar IPA (sainsdanmatematika) di
berbagaisekolah di Indonesia menunjukkanhasil yang
kurangmemuaskan.Inimenandakanpenyadaransainspadagenerasimendatangmasihharusdilakukansecaraterus-menerus.Sebabempatcabangilmu
yang sangatdiperlukandalampengembanganteknologiadalahfisika, kimia, biologi
modern, danmatematika.Keempatcabangilmuinilah yang
kemudiandisebutsebagaisainsdanmatematika.
Saatiniterjadikontroversimengenaipembelajaranpadapendidikananakusiadini.
Mungkinkahanakusiadinidiberimateripelajaran, diajarimembaca, menulis,
danberhitung? Menurut Jerome Bruner,
setiapmateridapatdiajarkankepadasetiapkelompokumur. Tentucara-caranyadisesuaikandenganperkembanganumurmasing-masing.
Dalampendidikananak-anakusiadini, peran orang
tuasangatdominan. Sebab, sebagianbesarwaktunyaada di rumah,
meskiselanjutnyapendidikantetapberlangsung di rumah, sekolah, dan di
dalammasyarakat.Dengandemikian, orang tuamempunyaikewajiban pula
dalammenyadarkanpesertadidikmengenaiartipentingsainsdanmatematika.
Benyamin S Bloom dariUniversitas Chicago AS
pernahmengatakan, seoranganakjikadiperlakukanbenardapatberkembanglebihtinggi,
hiduplebihbaik, danberpikirlebihcemerlang.
Matematikasebagaiilmudasarmemilikiobjek yang abstrak,
memilikipolapikirdeduktif, dankonsistensi yang
tidakdapatdipisahkandariperkembanganilmupengetahuandanteknologi
(iptek).Melihatmaterinya, sainsadalahmaterifenomenaalam yang telahtersedia di
sekelilingkita.Dengandemikian,
belajarsainssebenarnyadapatdilakukanolehsetiapindividu,
dengancaramengamatikejadianalam di sekelilingkitadenganseksama.
1.
Apa Pengertian Sains ?
2.
Apa pentingnya sains bagi anak usia dini
?
3.
Apakah tujuan pengenalan sains itu ?
4.
Apa saja materi sains bagi anak usia
dini ?
5.
Apa saja strategi pembelajaran sains ?
6.
Bagaimana evaluasi pengenalan sains bagi
anak usia dini ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui
Pengertian Sains
2. Mengetahui
pentingnya sains bagi anak usia dini
3. Mengetahui
tujuan pengenalan sains itu
4. Mengetahui
materi sains bagi anak usia dini
5. Mengetahui
strategi pembelajaran sains
6. Mengetahui
macam evaluasi pengenalan sains bagi anak usia dini
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kehidupan
anak tidak dapat lepas dari sains, kreativitas dan aktivitas sosial. Makan,
minum, menggunakan berbagai benda yang ada di rumah seperti radio, TV, dan
kalkulator tidak lepas dari sains dan teknologi. Oleh sebab itu, guru hendaknya
dapat menstimulasi anak dengan berbagai kegiatan yang terkait dengan sains dan
teknologi. Untuk itu, seorang guru perlu mempelajari konsep-konsep keilmuan dan
cara pengajarannya.
Sains juga melatih anak
menggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala
peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau, merasakan dan mendengar.
Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar, anak semakin memahami apa
yang dipelajari. Anak memperoleh pengetahuan baru hasil penginderaanya dengan
berbagai benda yang ada disekitarnya. Pengetahuan yang diperolehnya akan
berguna sebagai modal berpikir lanjut. Melalui proses sains, anak dapat
melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan
sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak berpikir logis.
Dalam pembelajaran sains, anak juga
berlatih menggunakan alat ukur untuk melakukan pengukuran. Alat ukur tersebut
dimulai dari alat ukur nonstandar, seperti jengkal, depa atau kaki. Selanjutnya
anak berlatih menggunakan alat ukur standar. Anak secara bertahap berlatih menggunakan
stuan yang akan memudahkan mereka untuk berfikir secara logis dan rasional.
Dengan demikian sains juga mengembangkan kemampuan intelektual anak.
DAFTAR PUSTAKA
bang han keren prolognya, terima kasih
BalasHapus