BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan antara perkembangan sosial emosional pada anak usia
dini cukup kuat dengan berbagai kegiatan yang terkait dalam kehidupannya.
Secara umum positif – negatif perkembangan emosi – sosial anak akan
mempengaruhi tinggi rendahnya kadar aktivitas yang akan dilakukan oleh anak
dalam kehidupannya. Reaksi dari emosi seorang anak membantu penyiapan proses
kondisi tubuhnya ( fisik, mental, psikologis) untuk melakukan tindakan. Semakin
kuat emosi memberikan tekanan, akan semakin kuat mengguncangkan keseimbangan
tubuh menuju tindakan tertentu. Jika kegiatan yang dilakukan tidak sesuai
dengan tuntutan emosi maka kegiatan yang dilakukan akan berpengaruh. Hasilnya
kegiatan yang dilakukan menjadi lebih pendek, motivasinya rendah bahkan mungkin
keinginan menarik diri dari aktivitas yang dilakukannya akan menjadi kuat.
Akibatnya kemampuan mental anak tidak berfungsi secara baik untuk mengingat dan
berkonsentrasi serta tidak mampu bekerja optimal sesuai tuntutan yang
diharapkan. Jika kegiatan sesuai emosinya, maka anak akan senang melakukannya
dan secara mental akan meningkatkan konsentrasi pada aktivitas mengingatnya,
serta secara psikologis akan positif memberikan sumbangan pada peningkatan
motivasi dan minat pada kegiatan yang sedang dilakukannya. Hasilnya anak dapat
beraktivitas dengan durasi lebih lama. Kemampuan mental anak akan berfungsi
secara baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
mengenali sosial emosional dengan aktivitas dan kehidupan anak?
2. Bagaimana
bentuk hubungan sosial emosional dengan aktivitas dan kehidupan?
3. Bagaimana
hubungan sosial emosional dengan aktivitas dan kehidupan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengenali
sosial emosional dengan aktivitas dan kehidupan anak?
2. Mengetahui
bentuk hubungan sosial emosional dengan aktivitas dan kehidupan?
3. Mengetahui
hubungan sosial emosional dengan aktivitas dan kehidupan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengenali Sosial Emosional dengan Aktivitas dan Kehidupan Anak
Emosi merupakan salah satu aspek perkembangan yang melekat
pada diri anak-anak. Kondisi emosi itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi
dua jenis yaitu : positif, misal gembira dan negatif, misal sedih. Konsep emosi
cukup penting bila dikaitkan dengan fungsinya dalam hubungan interpersonal.
Dalam hal ini, ekspresi emosi akan menjadi fasilitasi bagi seorang anak untuk
dapat mengungkapkan perasaannya, perilakunya, serta keinginan-keinginannya.
Emosi memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan
anak, baik pada usia prasekolah maupun pada tahap-tahap perkembangan
selanjutnya, karena memiliki pengaruh terhadap perilaku anak. Woolfson, 2005:8
menyebutkan bahwa anak memiliki kebutuhan emosional, yaitu :
a)Dicintai, b)Dihargai, c) Merasa
aman, c) Merasa kompeten, d)Mengoptimalkan kompetensi
Apabila kebutuhan emosi ini dapat dipenuhi akan meningkatkan
kemampuan anak dalam mengelola emosi, terutama yang bersifat negatif.Anak
mengkomunikasikan emosi melalui verbal, gerakan dan bahasa tubuh. Bahasa tubuh
ini perlu kita cermati karena bersifat spontan dan seringkali dilakukan tanpa
sadar. Dengan memahami bahasa tubuh inilah kita dapat memahami pikiran, ide,
tingkah laku serta perasaan anak. Bahasa tubuh yang dapat diamati antara lain :
a)Ekspresi wajah, b)Napas, c)Ruang
gerak, d)Pergerakan tangan dan lengan
Titik penting emosi mempengaruhi berbagai perasaan seseorang
dalam kehidupannya, baik perasaan menyenangkan maupun tidak menyenangkan karena
emosi dapat membawa seseorang pada suatu yang berlawanan. Titik – titik
pertentangan tersebutlah yang pada akhirnya membawa anak pada suatu tindakan,
baik dalam konteks sosialisasi maupun dalam kegiatan lainnya ( menjadi bermakna
atau tidak bagi anak).
Efek negatif jika kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan
tuntutan emosi maka kegiatan yang dilakukan akan berpengaruh. Hasilnya kegiatan
yang dilakukan menjadi lebih pendek, motivasinya rendah bahkan mungkin
keinginan menarik diri dari aktivitas yang dilakukannya akan menjadi kuat.
Akibatnya kemampuan mental anak tidak berfungsi secara baik untuk mengingat dan
berkonsentrasi serta tidak mampu bekerja optimal sesuai tuntutan yang
diharapkan.
Efek positif jika kegiatan sesuai emosinya, maka anak akan
senang melakukannya dan secara mental akan meningkatkan konsentrasi pada aktivitas
mengingatnya, serta secara psikologis akan positif memberikan sumbangan pada
peningkatan motivasi dan minat pada kegiatan yang sedang dilakukannya. Hasilnya
anak dapat beraktivitas dengan durasi lebih lama. Bagaimana seorang guru atau
orang tua dapat mengenali dengan cepat dan akurat fenomena emosi seorang anak
agar tidak berdampak buruk dalam kehidupannya? Seorang guru harus memiliki
kemempuan mengenali fenomena emosi anak didiknya. Jika seorang guru menemukan
anak didiknya yang selalu bersemangat ke sekolah, tiba – tiba menjadi tidak
bersemangat, segera tanyakan pada anak kenapa tidak bersemangat, lihat proses
belajarnya di kelas, lihat dan teliti hasil belajarnya. Kecepatan guru mengenali
dan menemukan berbagai gejala emosi sebagai penyebab akan membantu anak untuk
mengembalikan pada keadaan yang semestinya, tetapi jika sebalinya, akan
menyebabkan hal yang fatal. Kemampuan anak mengendalikan emosi masih terbatas.
Akhir dari pertentangan emosi biasanya anak akan memilih dan bergerak pada
pemenuhan emosi yang dianggapnya paling dapat memenuhi emosinya saja ( Hurlock,
1997 ) dan tentu akibatnya menjadi fatal dan membawa kerusakan pada anak.
Cara yang paling umum untuk mengenali emosi anak adalah
dengan mendekatkan diri pada anak dan aktivitasnya. Akan lebih baik bila kita menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dengan anak. Namun demikian guru dan orang tua agar dapat mengenali
fenomena emosi anak, perlu didukung oleh kemampuan khusus, diantaranya sebagai
berikut :
a. kemampuan
mendekati anak dalam keadaan apapun
b. kemampuan
mengamati mengobservasi berbagai karakter emosi dan perilaku sosial anak, terutama yang
diekspresikan melalui aktivitas , sikap dan tindakan – tindakannya.
c. kemampuan dan
keterampilan dalam merekam, mencatat dan membuat prediksi – prediksi tentang
perbuatan apa yang akan menyertainya. Penanganan seharusnya tidak ditunda.
d. untuk mendukung
kemampuan diatas, sebaiknya guru atau orang tua bersifat objektif, bertindak
sesuai kadar dan tingkatan ekspresi yang ditampilkan anak. Guru atau orang tua
harus mampu menjaga perlakuan yang adil dan bijaksana terhadap semua anak
sehingga tidak menimbulkan perilaku emosi dan sosial yang lebih kompleks pada
anak – anak.
B. Bentuk Hubungan Sosial Emosional dengan Aktivitas dan Kehidupan
Gambaran tentang pola atau bentuk hubungan dan pengaruh emosi
terhadap kehidupan anak, khususnya anak prasekolah dapat digambarkan melalui
ilustrasi berikut
Pertama, emosi yang melekat pada seorang anak dapat mewarnai
pandangannya terhadap kehidupan dan pandangannya terhadap lingkungan dan
dimensi – dimensinya. Cara – cara anak melihat perannya dalam kehidupan dan
kedudukannya dalam kelompok sosial sangat dipengaruhi oleh emosi yang
dimilikinya. Persepsi tentang rasa malu, takut, agresif, ingin tahu atau
bahagia, dan sebagainya mengikuti pola tertentu sesuai dengan pola yang
berkembang dalam kelompok sosial dan kehidupannya. Dengan demikian, kita dapat
menemukan berbagai reaksi dan ekspresi yang beragam dari setiap anak bergantung
lingkungan sebelumnya.
Kedua, emosi akan sangat mempengaruhi interaksi sosial
seorang anak. Semua emosi baik yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan, mendorong terjadinya interaksi sosial. Melalui emosi, anak
belajar mengubah perilaku agar dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dan
ukuran sosial. Bentuk – bentuk emosi akan menentukan bentuk – bentuk perilaku
sosial seorang anak.
Ketiga, reaksi emosional apabila
dilakukan berulang – ulang akan berkembang menjadi suatu kebiasaan. Setiap
ekspresi emosi yang memuaskan anak akan dilakukan berulang – ulang, dan pada
suatu saat tertentu akan berkembang menjadi kebiasaan. Makna dari pola hubungan
tersebut adalah jangan sampai ada suatu reaksi emosi yang negatif pada seorang
anak yang terus berkembang tanpa ada yang mengontrol atau meluruskannya. Jika
hal itu terjadi, dikemudian hari akan sulit mengembalikan anak pada keadaan
yang normal atau sesuai dengan tuntutan orang dewasa. Membiarkan suatu reaksi
emosi yang negatif mengiringi pertumbuhan anak akan berakibat menjadi suatu
kebiasaan yang buruk sehingga sulit untuk mengubahnya karena sudah mengkarakter
dan melekat kuat pada diri anak.
Secara lebih khusus , Syamsu Yusuf ( 2001 ) menyatakan bahwa
perubahan emosi akan mengakibatkan beberapa perilaku tertentu, diantaranya
sebagai berikut :
a. memperkuat
semangat, apabila orang merasa senang atau puas dengan hasil yang telah dicapai
b. melemahkan
semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari
keadaan ini ialah timbulnya putus asa
c. menghambat atau
mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi bisa
menimbulkan sikap gugup dan gagap dalam berbicara
d. mengganggu dalam
penyesuaian sosial. Apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati
e. suasana
emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan memengaruhi
sikapnya di kemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang
lain.
Bentuk – bentuk hubungan sosial emosional dengan fisik,
mental dan psikologis :
- kemampuan sosial emosional anak ternyata sangat erat
kaitannya dengan perkembangan fisik dan mental sangat erat kaitannya dengan
perkembangan fisik dan mental
- salah satu gambaran proses dan hasil penelitian tentang
pengaruh perubahan emosi terhadap perubahan fisik (jasmani) individu dapat di
peroleh berdasarkan penelitian yang dilakukan conan (syamsu yusuf)
- menurut penelitian conan menunjukkan bahwa perkembangan
emosi dan perubahan yang nyata akan berpengaruh atau menyebabkan perubahan pada
berbagai dimensi fisik.
- Pengaruh emosi terhadap perubahan fisik
Jenis emosi
Perubahan fisik
1. Tepesona
Reaksi elektris pada kulit
2. Marah
Peredaraan darah bertambah cepat
3. Terkejut
Denyut jantung bertambah cepat
4. Kecewa
Bernapas panjang
5. Sakit / marah
Pupil mata membesar
6. Takut / tegang
Air liur mengering
7. Takut
Berdiri bulu roma .
Tegang
8. Pencernaan terganggu otot – otot menegang
Pengaruh emosi pada fisik mental seseorang akan membawa pada
melemahnya kemampuan mengingat. Hubungan
dan pengaruh dan perkembangan sosial emosional terhadap perkembangan fisik,
mental, individu khususnya anak. Secara tunggal maupun perilaku emosi yang
menyatu dengan perkembangan sosial dan perkembangan lainnya
C. Mengarahkan Hubungan Sosial Emosional dengan Aktivitas dan Kehidupan
Cara yang biasanya dilakukan seseorang untuk bereaksi
sebagian besar bergantung pada faktor yang memberikan kepuasan padanya, pada
perilaku yang dapat diterima secara sosial, dan pada perilaku yang tidak
menimbulkan penolakan dari orang – orang yang berarti baginya. Dengan demikian,
agar setiap anak memenuhi pernyataan di atas secara positif maka persiapan
fisik, mental, dan psikologis untuk bertindak sesuai dengan cara yang memenuhi
kriteria di atas. Pada tingkatan anak prasekolah hal ini menjadi sangat penting
karena mereka berada pada periode yang masih tinggi fleksibelitasnya. Tugas
orang tua dan guru adalah mengarahkan emosi anak ke pola hubungan yang bersifat
positif, artinya yang dapat mengembangkan emosi anak ke arah keterampilan
sosial untuk beraktivitas mengisi kehidupannya menjadi lebih sempurna dan
diterima oleh lingkungan sosialnya. Lebih khusus lagi guru hendaknya bisa
mengarahkan semua anak belajar tentang cara menyalurkan energi emosionalnya
yang berlebihan agar mereka tidak menderita kerusakan fisik dan psikologis
terlalu besar apabila sewaktu – waktu diperlukan pengendalian emosi. Tindakan
guru atau orang tua menyalurkan energi
emosional anak secara tepat diantaranya sebagai berikut :
a. membantu
menyibukkan diri anak dalam kegiatan sehari – hari, baik dengan bermain maupun
bekerja
b. membantu
menjalin hubungan emosional yang akrab, paling tidak dengan salah seorang
anggota keluarga. Orang tua dapat membantu anak mengembangkan pandangan yang
lebih matang terhadap masalah mereka
c membantu
menemukan seorang teman yang bisa menjadi akrab untuk anak menceritakan
kesulitan dan mengadu. Dapat juga membantu agar anak bersedia menceritakan
masalahnya dengan seseorang yang dianggapnya bersikap simpatik.
d. membantu anak
mengenali dirinya, termasuk pentingnya tertawa, humor, tersenyum juga termasuk
memiliki rasa takut
Kunci utama cara membantu atau mengarahkan anak adalah dengan
memberikan kasih sayang dengan benar. Jika tidak, maka akan timbul akibat –
akibat sebagai berikut :
a. terhadap perkembangan bahasa, yakni
perkembangan bahasa terhambat, anak sering mangalami gangguan bicara, misalnya
gagap
b. terhadap kemampuan bergaul atau
bersosialisasi, bereaksi secara negatif terhadap pendekatan orang lain , sukar
di ajak kerja sama dan bersikap memusuhi. Mereka merasa tidak pandai dan
memperlihatkan kekesalan dengan perilaku agresif, tidak patuh dan bentuk
perilaku antisosial lainnya
c. terhadap kepribadian, kelaparan kasih sayang,
cenderung mengarahkan perhatian pada diri sendiri, menaruh perhatian kecil pada
orang lain, mementingkan diri sendiri, dan suka menuntut.
Dampaknya bisa berjangka panjang dan berlangsung lama, dan
cenderung menimbulkan malasuai (maladjustment) apabila disertai kondisi lain
yang tidak menyenangkan , misalnya menjadi hidup tidak bahagia. Begitu pula jika
terlalu berlebihan memberikan kasih sayang, akibatnya akan menghalangi
penerimaan mereka sebagai teman , anak tidak menaruh minat pada orang lain dan
sedikit saja menaruh kasih sayang kepada mereka. Hal ini, akan mendorong anak
memusatkan kasih sayang secara mencolok pada satu atau dua orang saja.
Akibatnya anak akan merasa cemas dan tidak tenteram apabila orang – orang itu
tidak ada atau apabila perilaku mereka pada suatu saat mengesankan bahwa
hubungan mereka terancam. Keadaan itu akan menimbulkan perasaan sunyi dan
tersiksa karena kesal terhadap kegembiraan yang dialami teman sebayanya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cara yang paling
umum untuk mengenali emosi anak adalah dengan mendekatkan diri pada anak dan
aktivitasnya. Akan lebih baik bila kita
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan anak.
Gambaran tentang pola atau bentuk hubungan dan pengaruh emosi
terhadap kehidupan anak. Pertama, emosi mewarnai pandangan anak terhadap
dimensi kehidupan. Persepsi tentang rasa malu, takut, agresif, ingin tahu atau
bahagia, dan sebagainya mengikuti pola tertentu sesuai dengan pola yang
berkembang dalam kelompok sosial dan kehidupannya. Kedua, emosi mempengaruhi
interaksi sosial. Melalui emosi anak belajar cara mengubah perilaku agar dapat
menyesuaikan diri dengan tuntutan dan ukuran sosial. Ketiga , reaksi emosional
apabila diulang – ulang akan berkembang menjadi suatu kebiasaan. Tugas orang
tua dan guru adalah mengarahkan emosi anak ke pola hubungan yang bersifat
positif, artinya yang dapat mengembangkan emosi anak ke arah keterampilan
sosial untuk beraktivitas mengisi kehidupannya menjadi lebih sempurna dan
diterima oleh lingkungan sosialnya.
B. SARAN
Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak
membaca buku yang berkaitan dengan hubungan sosial emosional anak dengan
aktivitas dan kehidupannya agar semakin memahami dan dapat memberi masukan pada
makalah yang kami susun.
DARTAR PUSTAKA
Nugraha, A. & Rachmawati,
Yeni.(2006).Metode Pengembangan Sosial
Emosional. Jakarta: Uviversitas Terbuka.
EMOSIONAL
melekat-pada-anak/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar