Social Icons

Pages

Kamis, 17 Mei 2012

IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK


PEMBAHASAN

A.   Eksistensi Guru dan Peserta Didik
1.      Eksistensi guru
Pembelajaran tematik merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian, maka dalam pelaksanaan nya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu-kesatuan (holistic) dan kepaduan (integralistic). Hal ini memberikan implikasi terhadap guru yang mengajar dikelas. Menurut depdiknas (2006), bahwa pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.
2.      Wawasan peserta didik
Beban guru yang semakin meningkat akan berimplikasi pula terhadap beban anak didik. Seperangkat persiapan guru yang memang harus dapat diikuti oleh anak didik secara seksama. Menurut Depdiknas (2006), dalam pelaksanaan pembelajaran tematik ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh guru berkaitan dengan anak didik:
1.      Anak didik harus mampu bekerja secara individual, berpasangan atau berkelompok (baik kelompok kecil maupun klasikal) sesuai dengan tuntutan scenario pembelajaran.
2.      Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana dan pemecahan masalah.
Dengan begitu dilihat dari aspek peserta didik, pembelajaran tematik memiliki peluang untuk pengembangan kreativitas akademik. Selain itu, model pembelajaran tematik dapat mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam beberapa indikator dan kompetensi dasar. Dengan menggunakan model pembelajaran tematik, secara psikologis, peserta didik digiring berpikir secara luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya, peserta didik akan terbiasa berpikir terarah, teratur, utuh menyeluruh, sistematik, dan analitik. Dengan demikian, pembelajarn model ini menuntun kemampuan belajar peserta didik lebih baik, baik dalam aspek intelegensi maupun kreativitas. Pembelajaran tematik perlu dilakukan dengan variasi metode yang tidak membosankan. Aktivitas pembelajaran harus lebih banyak berpusat pada peserta didik agar dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliknya.
B.   Analisis kebutuhan bahan ajar, sarana prasarana penunjang, sumber belajar dan media
Pembelajaran tematis pada hakikatnya adalah menekankan pada peseta didik baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistic dan autentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan memerlukan berbagai sarana prasarana, bahan ajar, sumber belajar, dan media pembelajaran pendukung yang cukup bagi proses pembelajaran.
1.      Bahan ajar
Bahan ajar memiliki peran yang penting dalam pembelajaran termasuk dalam pembelajaran tematik. Oleh karena pembelajaran tematik pada dasarnya merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam ilmu alam, maka dalam pembelajaran ini memerlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensif dibandingkan dengan pembelajarn monolitik. Dalam satuan topic pembelajarn, diperlukan sejumlah sumber belajar yang sesuai dengan jumlah standar kompetensi yang merupakan jumlah bidang kajian yang tercakup di dalamnya.
Sumber belajar utama yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik dapat berbentuk teks tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat kabar, poster dan informasi lepas atau berupa lingkungan sekitar seperti: lingkungan alam, limgkungan sosial sehari-hari. Seorang guru yang akan menyusun materi perlu mengumpulkan dan mempersiapkan bahan kepustakaan atau rujukan (buku dan pedoman yang berkaitan dan sesuai) untuk menyusun dan mengembangkan silabus.
Bahan yang sudah terkumpul selanjutnya dipilah, dikelompokam dan disusun ke dalam indikator dari kompetensi dasar. Setelah bahan-bahan yang diperlukan terkumpul secara memadai, seorang guru selanjutnya perlu mempelajari secara cermat dan mendalam tentang isi bahan ajar yang berkaitan dengan langkah kegiatan berikutnya.
2.      Sarana dan prasarana penunjang
Dalam pembelajaran tematik diperlukan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran yang pada dasarnya relative sama dengan pembelajaran yang lainnya, hanya saja ia memiliki kekhasan tersendiri dalam beberapa hal. Dalam pembelajaran tematik, guru harus memilih secara jeli media yang akan digunakan, dalam hali ini media tersebut harus memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang terkait dan tentu saja terpadu. Karena digunakan untuk pembelajaran konsep yang direkatkan oleh tema, maka penggunaan sarana pembelajaran dapat lebih efisien jika dibandingkan dengan pemisahan bidang kajian.
3.      Sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output), namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
4.      Pengembangan media pembelajaran
Pembelajaran tematis pada dasarnya memerlukan optimalisasi penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
Keuntungan dari media pembelajaran antara lain:
1.      Gairah belajar meningkat
2.      Siswa berkembang menurut minat dan kecepatan nya
3.      Interaksi langsung dengan lingkungan
4.      Memberikan perangsang dan mempersamakan penglaman
5.      Menimbulkan persepsi akan sebuah konsep sama
C.   Model pengaturan ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang ini meliputi:
1.      Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan
2.      Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
3.      Peserta didik tidak selalu duduk dikursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet
4.      Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun diluar kelas
5.      Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
6.      Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali

D.   Strategi Pemilihan Metode
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perancanaann untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian, suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
            Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, meguraikan, memberi contoh dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
            Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematis, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multimetode. Misalnya percobaan, main peran, tanya jawab, demonstrasi dan bercakap-cakap (diskusi)
1.      Metode diskusi
Muhibbin Syah (2006) mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungan nya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation)
2.      Metode tanya jawab
Metode tanya jawab ialah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbale balik secara langsung antara guru dan siswa.
3.      Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relavan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan
4.      Metode percobaan
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. (syaiful Bahri Djamarah, 2006)
5.      Metode simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan- akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.






DESAIN PEMBELAJARAN TEMATIK


BAB II PEMBAHASAN

1.                     Pengertian  Tema dan Pembelajaran Tematik

· Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarmanto,1983).
· Pembalajaran Tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran (bidang pengembangan) sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi anak (siswa).

2.                     Cara Menentukan Tema

Berikut ini adalah cara-cara menentukan tema yaitu :
a.       Dimulai dari yang paling dekat dengan anak sampai yang jauh.
b.      Dari yang konkrit ke yang abstrak.
c.       Tema-tema yang berkaitan dengan pembelajaran di TK.

3.                     Ciri- ciri Tema

Berikut ini adalah ciri – ciri pembelajaran Tematik :
a.       Pembelajaran berpusat pada anak.
b.       Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
c.       Belajar melalui pengalaman langsung.
d.      Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata.
e.       Sarat dengan muatan keterkaitan.

Dalam sumber lain menyebutkan beberapa ciri-ciri pembelajaran tematik, yaitu :
a.       Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia dini
b.      Kegiatan – kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa
c.       Kegiatan belajar lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar bertahan lebih lama.
d.      Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa
e.       Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui / dialami siswa dalam lingkungannya.
f.       Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

4.      Tujuan Pembelajaran Tematik

·               Sebelum kita mengetahui tujuan pembelajaran tematik, maka kita pelajari dulu tentang tujuan pemberian tema yang diantaranya adalah:
a.    Menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh
b.    Memperkaya perbendaharaan kata anak
c.    Pemilihan tema dalam kegiatan pembelajaran hendaknya dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak,sederhana, serta menarik minat anak.
d.   Mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
e.    Memudahkan anak untuk memusatkan perhatian pada satu tema.
f.     Anak dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai bidang pengembangan.
g.    Pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan berkesan.
h.    Belajar terasa bermanfaat dan bermakna.
i.      Anak lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata.
j.      Dapat menghemat waktu karena bidang pengembangan disajikan terpadu.

·               Setelah kita mengetahui tujuan pemberian tema, maka kita dapat mengetahui / memahami tentang tujuan pembelajaran tematik. Tujuan pembelajaran tematik ialah :
a.          meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.
b.        Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfatkan informasi.
c.         Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
d.        Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.
e.          
f.         Meningkatkan gairah dalam belajar.
g.        Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. 

·         Pada sumber lain terdapat tujuan pembelajaran tematik yang  tidak jauh berbeda dari tujuan di atas, yakni :
a.       Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang tematik.
b.      Memberikan pemahaman tentang pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini.
                                
5.      Manfaat Pembelajaran Tematik

a.    Banyak topik-topik yang tertuang
b.    Pada pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran
c.    Pembelajaran terpadu melatih siswa semakin banyak membuat hubungan inter dan antar mata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep.
d.   Pembelajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan situasi kehidupan nyata.
e.    Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan ragam kondisi.
f.     Dalam pembelajaran terpadu, transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata.

6.      Desain Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Sebelum kita melaksanakan suatu pembelajaran tentu saja kita harus membuat suatu perencanaan / konsep pembelajaran tersebut atau dengan kata lain kita mendesain pembelajaran yang akan kita laksanakan. Berikut desain / prosedur dalam pelaksanaan pembelajaran :
a.       Hal pertama yang harus kita lakukan dalam mendesain pembelajaran terpadu / tematik adalah Memilih dan mengembangkan tema. Tema untuk pembelajaran terpadu / tematik dapat bersumber dari minat anak, peristiwa-peristiwa khusus, kejadian yang tidak terduga, guru, dan orang tua, serta misi lembaga ( Soderman dan Whiren, 1999).
b.      Langkah yang kedua ialah penjabaran Tema. Tema yang dipilih harus dijabarkan ke dalam sub-sub tema dan konsep-konsep yang di dalamnya terkandung istilah, fakta, dan prinsip, kemudian jabarkan ke dalam bidang – bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang lebih operasional.
c.       Setelah kita melakukan penjabaran maka kita membuat perencanaan. Perencannaan ini harus dibuat secara tertulis sehinga memudahkan guru untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh.
d.      Kemudian tahap selanjutnya adalah Pelaksanaan. Pada tahap pelaksaan lakukan dan kembangkanlah kegiatan belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun.
e.       Pada tahap akhir dilakukan Penilaian. Penilaian dilakukan pada pelaksanaan dan akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengamati proses dan kemajuan yang dicapai anak melaui kegaitan pembelajaran terpadu / tematik.
Dalam sumber lain disebutkan bahwa desain pelaksanaan pembelajaran tematik ialah :
1.      Pemetaan Jaringan Tema

a.      Prinsip penentuan Tema
Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyaukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna.
Dalam menentukan tema, kita harus memperhatikan prinsip-prinsip sbb :
1)      Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan anak kemudian ke tema yang semakin jauh dengan kehidupan anak.
2)      Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang sederhana ke tema yang lebih rumit bagi anak.
3)      Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang menarik minat.
4)      Kesesuaian, artinya tema disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada dilingkungan sekitar.
b.      Langkah Penentuan Tema
Ketika akan melakukan pembelajaran, guru menentukan tema yang akan dibahas sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat.
·         Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tema, yaitu :
1)      Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan hasil belajar dan indikator dalam kurikulum.
2)      Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema.
3)      Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan tema lebih terurai.
4)      Memilih sub tema yang sesuai.
·         Contoh – contoh tema yang dapat dikembangkan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik pada anak usia dini.
1)      Diri sendiri
2)      Lingkunganku
3)      Kebutuhanku
4)      Binatang
5)      Tanaman
6)      Rekreasi
7)      Pekerjaan
8)      Air, udara, dan api
9)      Alat komunikasi
10)  Tanah airku
11)  Alam semesta

2.      Pengembangan silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
Terdapat beberapa komponen utama dalam setiap silabus antara lain :
*      Standar Perkembangan atau Kompetensi
Yaitu pengembangan potensi anak yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh anak didik sesuai dengan tahapan usianya.
*      Perkembangan (Kompetensi) Dasar
Yaitu pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, dan dilakukan oleh anak didik, yang merupakan cerminan pengetahuan, keterampilan, dan sikap anak yang dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam seluruh aspek perkembangan.
*      Hasil Belajar
Yaitu pernyataan kemampuan peserta didik yang diharapkan dalam menguasai  sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud.
*      Indikator
Yaitu perkambangan dasar yang lebih spesifik dan operasional yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar.

a.      Perencanaan Semester
Merupakan program pembelajaran yang dipetakan berisi jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang disusun secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2.
·         Langkah – langkah pengembangan program semester yaitu :
1)      Mempelajari dokumen kurikulum
2)      Menetukan tema yang dapat mempersatuka kompetensi – kompetensi untuk setiap kelompok dalam satu semester.
3)      Membuat “matriks hubungan kompetensi dasar dengan tema.
4)      Menetapkan pemetaan jaringan tema dengan memperhatikan keleluasaan cakupan pembahasan tema dan sub – sub tema serta minggu efektif sekolah, sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan.
·          Contoh Perencanaan Semester
*         Tema : Diri Sendiri
*         Waktu : 3 Minggu
*         Standar Kompetensi : Pembiasaan
*         Kompetensi Dasar : Anak mampu mengucapkan doa / lagu – lagu keagamaan, meniru gerakan ibadah, dan mengikuti aturan serta dapat mengendalikan emosi.
Ø  Hasil Belajar : Dapat berdoa dan menyanyikan lagu – lagu keagamaan secara sederhana. Indikator :
-          Menyanyikan lagu – lagu keagamaan yang sederhana.
-          Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan.
Ø   Hasil Belajar : Dapat menjaga kebersihan diri dan mengurus dirinya sendiri. Indikator :
-          Membersihkan diri sendiri dengan bantuan.
-          Mengurus dirinya sendiri dengan sedikit bantuan.

b.      Perencanaan Mingguan

Merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan – kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan.dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan subtema. Perencanaan Mingguan dapat disusun dalam bentuk SKM / RKM dalam model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasar minat.
1)      SKM / RKM model pembelajaran kelompok
·    Komponen model SKM / RKM model pembelajaran Kelompok :
-            Tema dan sub tema
-            Alokasi Waktu
-            Aspek pengembangan
-            Kegiatan per aspek pengembangan.
·   Langkah – langkah pengembangan SKM/ RKM model pembelajaran kelompok :
-            Menjabarkan sub tema dan merinci sub tema.
-            Membuat matrik hibungan antara tema, sub tema , dan kegiatan.
-            Menjabarkan indikator menjadi kegiatan – kegiatan pada bidang pengembangan dalam program semester.
2)      SKM / RKM model pembelajaran berdasar minat
·   Komponen – komponen SKM pembelajaran berdasar minat :
-            Tema dan sub tema
-            Alokasi waktu
-            Aspek pengembangan
-            Kegiatan per aspek pengembangan
·   Langkah – langkah penyusunan :
-            Menjabarkan tema dan merinci sub tema.
-            Menjabarkan indikator menjadi kegiatan – kegiatan dan dimasukkan dalam area
-            Membuat matrik hubungan antara tema, sub tema , dengan  kegiatan.
-            Menentuka alokasi waktu untuk setisp SKM / RKM.

c.       Perencanaan Harian

Merupakan penjabaran dari SKM / RKM yang memuat kegiatan – kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari.
1)      SKH / RKH model pembelajaran kelompok
·   Komponen SKH / RKH
-            Hari, tanggal, waktu
-            Indikator
-            Kegiatan pembelajaran,
-            Alat . sumber belajar
-            Penilaian perkembangan peserta didik
·   Langkah penyusunan SKH / RKH :
-            Memilih kegiatan yang sesuai dalam SKM / RKM untuk dimasukkan dalam SKH / RKH.
-            Merumuskan kegiatan yang sesuai untuk mencapai indikator yang dipilih dalam SKH / RKH.
-            Memilah kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
-            Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.


-            Memilih alat / sumber belajara yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
-            Memilih dan menyususn alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian indikator.
2)      SKH / RKH model Pembelajaran berdasar Minat
·   Komponen – komponen SKH Model Pembelajaran berdasarkan minat:
-            Hari, tanggal, dan waktu
-            Indikator
-            Kegiatan pembelajaran
-            Alat / sumber belajar
-            Penilaian perkembangan anak didik.
·   Langkah – langkah penyusunan :
-            Memilih dan menata kegiatan dalam SKH / RKH
-            Merumuskan kegiatan yang sesuai untuk mencapai indikator yang dipilih.
-            Memilah kegiatan ke dalam kegiatan awal, inti, dan akhir.
-            Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
-            Memilih alat/ sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat
 

Sample text

Sample Text