Social Icons

Pages

Kamis, 17 Mei 2012

IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK


PEMBAHASAN

A.   Eksistensi Guru dan Peserta Didik
1.      Eksistensi guru
Pembelajaran tematik merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian, maka dalam pelaksanaan nya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu-kesatuan (holistic) dan kepaduan (integralistic). Hal ini memberikan implikasi terhadap guru yang mengajar dikelas. Menurut depdiknas (2006), bahwa pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.
2.      Wawasan peserta didik
Beban guru yang semakin meningkat akan berimplikasi pula terhadap beban anak didik. Seperangkat persiapan guru yang memang harus dapat diikuti oleh anak didik secara seksama. Menurut Depdiknas (2006), dalam pelaksanaan pembelajaran tematik ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh guru berkaitan dengan anak didik:
1.      Anak didik harus mampu bekerja secara individual, berpasangan atau berkelompok (baik kelompok kecil maupun klasikal) sesuai dengan tuntutan scenario pembelajaran.
2.      Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana dan pemecahan masalah.
Dengan begitu dilihat dari aspek peserta didik, pembelajaran tematik memiliki peluang untuk pengembangan kreativitas akademik. Selain itu, model pembelajaran tematik dapat mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam beberapa indikator dan kompetensi dasar. Dengan menggunakan model pembelajaran tematik, secara psikologis, peserta didik digiring berpikir secara luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya, peserta didik akan terbiasa berpikir terarah, teratur, utuh menyeluruh, sistematik, dan analitik. Dengan demikian, pembelajarn model ini menuntun kemampuan belajar peserta didik lebih baik, baik dalam aspek intelegensi maupun kreativitas. Pembelajaran tematik perlu dilakukan dengan variasi metode yang tidak membosankan. Aktivitas pembelajaran harus lebih banyak berpusat pada peserta didik agar dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliknya.
B.   Analisis kebutuhan bahan ajar, sarana prasarana penunjang, sumber belajar dan media
Pembelajaran tematis pada hakikatnya adalah menekankan pada peseta didik baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistic dan autentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan memerlukan berbagai sarana prasarana, bahan ajar, sumber belajar, dan media pembelajaran pendukung yang cukup bagi proses pembelajaran.
1.      Bahan ajar
Bahan ajar memiliki peran yang penting dalam pembelajaran termasuk dalam pembelajaran tematik. Oleh karena pembelajaran tematik pada dasarnya merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam ilmu alam, maka dalam pembelajaran ini memerlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensif dibandingkan dengan pembelajarn monolitik. Dalam satuan topic pembelajarn, diperlukan sejumlah sumber belajar yang sesuai dengan jumlah standar kompetensi yang merupakan jumlah bidang kajian yang tercakup di dalamnya.
Sumber belajar utama yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik dapat berbentuk teks tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat kabar, poster dan informasi lepas atau berupa lingkungan sekitar seperti: lingkungan alam, limgkungan sosial sehari-hari. Seorang guru yang akan menyusun materi perlu mengumpulkan dan mempersiapkan bahan kepustakaan atau rujukan (buku dan pedoman yang berkaitan dan sesuai) untuk menyusun dan mengembangkan silabus.
Bahan yang sudah terkumpul selanjutnya dipilah, dikelompokam dan disusun ke dalam indikator dari kompetensi dasar. Setelah bahan-bahan yang diperlukan terkumpul secara memadai, seorang guru selanjutnya perlu mempelajari secara cermat dan mendalam tentang isi bahan ajar yang berkaitan dengan langkah kegiatan berikutnya.
2.      Sarana dan prasarana penunjang
Dalam pembelajaran tematik diperlukan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran yang pada dasarnya relative sama dengan pembelajaran yang lainnya, hanya saja ia memiliki kekhasan tersendiri dalam beberapa hal. Dalam pembelajaran tematik, guru harus memilih secara jeli media yang akan digunakan, dalam hali ini media tersebut harus memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang studi yang terkait dan tentu saja terpadu. Karena digunakan untuk pembelajaran konsep yang direkatkan oleh tema, maka penggunaan sarana pembelajaran dapat lebih efisien jika dibandingkan dengan pemisahan bidang kajian.
3.      Sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output), namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
4.      Pengembangan media pembelajaran
Pembelajaran tematis pada dasarnya memerlukan optimalisasi penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
Keuntungan dari media pembelajaran antara lain:
1.      Gairah belajar meningkat
2.      Siswa berkembang menurut minat dan kecepatan nya
3.      Interaksi langsung dengan lingkungan
4.      Memberikan perangsang dan mempersamakan penglaman
5.      Menimbulkan persepsi akan sebuah konsep sama
C.   Model pengaturan ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang ini meliputi:
1.      Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan
2.      Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
3.      Peserta didik tidak selalu duduk dikursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet
4.      Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun diluar kelas
5.      Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
6.      Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali

D.   Strategi Pemilihan Metode
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perancanaann untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian, suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
            Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, meguraikan, memberi contoh dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
            Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematis, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multimetode. Misalnya percobaan, main peran, tanya jawab, demonstrasi dan bercakap-cakap (diskusi)
1.      Metode diskusi
Muhibbin Syah (2006) mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungan nya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation)
2.      Metode tanya jawab
Metode tanya jawab ialah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbale balik secara langsung antara guru dan siswa.
3.      Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relavan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan
4.      Metode percobaan
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. (syaiful Bahri Djamarah, 2006)
5.      Metode simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan- akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text