Social Icons

Pages

Selasa, 11 September 2012

Meningkatkan Kemampun berbahasa bagi anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri perktumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang beruutan dan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo.Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis.
Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak.
Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebtut, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan scbagainya.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan perbaikan pembelajaran melalui tindakan kelas ini sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengetahui pola perkembangan anak?

2. Bagaimanakah mengetahui factor dan Kendal pola berbahasa lisan pada anak?

3. Apa fungsi bahasa lisan pada anak?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pola perkembangan bahasa anak

Dalam Perkembangan bahasa anak sebagai alat atau media komunikasi telah dimulai sejak. Bentuk bahasa atau prabicara yang paling sederhana dan digunakan pada masa bayi dengan ”menangis” untuk mengungkapkan perasaan dirinya kepada oarang lain, kemudian berkembang dalam bentuk ”celoteh atau ocehan” dengan cara mengeluarkan bunyi yang belum jelas. Kemudian, dilanjutkan dengan menggunakan isyarat melalui gerakan anggota badan yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara. Apabila anak sudah siap atau matang untuk belajar berbicara, maka sebaiknya tidak lagi menggunakan bentuk komunikasi prabicara karena akan mmenghambat perkembangan belajar berbahasa pada anak, sekaligus merugikan penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak dikatakan siap atau matang berbicara dan belajar bahasa apabila aspek motorik bicara (koordinasi otot bicara) dan aspek mental bicara (kemampuan berpikir) anak sudah mulai berfungsi dengan baik. Berbicara atau kegiatan berbahasa lainnya merupakan keterampilan yang dapat dipelajari.

Pola belajar bicara dan berbahasa untuk semua anak pada umumnya sama, meskipun laju perkembangannya berbeda. Pola perkembangan bicara hampir sejalan dengan perkembangan motorik. Sekitar usia satu tahun, biasanya anak mulai belajar berjalan sekaligus belajar bicara. Tugas pertama belajar bahasa adalah mengucapkan kata yang didengar dengan cara meniru pengucapan kata orang-orang di sekitarnya.

Pada saat anak mulai masuk sekolah, di mana hasrat untuk belajar dan ingin tahu besar, merupakan masa yang paling baik untuk belajar bahasa. Anak selalu bertanya mengenai segala yang dilihat dan ditemui dalam kehidupan sehari-harinya. Anak mulai membangun kosa kata atau menambah perbendaharaan kata-katanya. Kosa kata anak biasanya kata-kata yang merupakan kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata perangkai atau pengganti dari apa saja yang dijumpai anak dalam kehidupan sehari-hari, khususnya mengenai warna, waktu, uang, dan kata populer yang digunakan kelompok anak atau teman sebaya. Selanjutnya perkembangan bahasa dengan pembentukan kalimat, dimulai dari kalimat sederhana yang belum lengkap menjadi kalimat yang semakin lengkap.

Semakin awal anak dapat bicara, maka semakin banyak waktu berlatih yang mereka peroleh untuk berlatih bicara, dan semakin besar pula kemudahan mereka berbicara dan meningkatkan rasa percaya dirinya. Anak yang terlambat bicara, biasanya juga mengalami hambatan dalam penyesuaian diri dan sosialnya. Ketika anak mulai dapat berbicara, mereka hampir berbicara tidak putus-putusnya. Anak bukan hanya berbicara dengan orang lain, kadang mereka bicara dengan dirinya sendiri atau berbicara dengan boneka atau alat permainannya.

Seiring dengan pertambahan usia anak, kemampuan berbicara atau berbahasanya semakin baik. Anak membicarakan banyak hal berkenaan dengan kegiatan bermain, belajar, dan kegiatan lain yang disenanginya. Isi pembicaraan anak pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua. Pertama, kegiatan berbicara yang berpusat pada diri sendiri (egosentik), meskipun anak itu sedang berada dalam kelompok. Anak tipe ini lebih banyak berbicara bagi kesenangan dan yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Ia cenderung mendominasi pembicaraan dan kurang berminat dan sulit mendengarkan dan menerima pendapat orang lain. Kedua, kegiatan berbicara yang berpusat pada orang lain (sosialisasi). Anaktipe ini cenderung menyesuaikan isi dan cara berbicaranya dengan orang yang sedang berinteraksi dengannya. Anak mampu berkomunikasi dan melibatkan diri dengan kegiatan sosial sehingga menjadi anak yang disenangi.

Owen (Semiawan, 1998) menjelaskan perkembangan bahasa (pragmatik dan semantik) anak pada usia sekolah dasar. Menurutnya, anak usia 5 tahun sangat sering menggunakan bahasa untuk mengajukan permintaan, mengulang untuk perbaikan, mulai membicarakan topik-topik gender. Anak usia 6 tahun mengulang dengan cara elaborasi untuk perbaikan, dan menggunakan kata-kata keterangan. Anak usia 7 tahun mengguna-kan dan memahami sebagian istilah dan membuat plot naratif yang mempunyai pengantar dan akhir dari topik yang mau diungkapkan. Anak usia 8 tahun menggunakan topik-topik yang konkret, mengenal makna nonliteral dalam bentuk permintaan langsung, dan mulai mempertimbangkan maskud lainnya. Pada usia 9 tahun, anak memelihara topik melalui beberapa perubahan.

Perkembangan bahasa menjadi berkurang (sedikit berbicara) pada anak yang mendekati masa puber dan dewasa. Pada masa puber terjadi perubahan fisik yang sangat cepat dan dihadapkan pada masalah yang dipikirkan orang dewasa

B. Faktor dan Kendala Mempelajari Bahsa Liasan

Walaupun pola perkembangan keterampilan berbahasa anak pada umumnya sama,tetapi tetap ada perbedaan indi vidual, Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

1. Kesehatan:

Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara dibandingkan dengan anak yang kurang sehat atau sering sakit. Hal ini dikarenakan perkembangan aspek motorik dan aspek mental berbicaranya lebih baik sehingga lebih siap untuk belajar berbicara. Motivasi berbahasa didorong oleh keinginan untuk menjadi anggota kelompok sosial dan berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut.

2. Kecerdasan:

Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, akan belajar berbicara lebih cepat dan memiliki penguasaan bahasa yang lebih baik daripada anak yang tingkat kecerdasannya rendah. Belajar bahasa erat kaitannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa mengungkapkan apa yang dipikirkan anak.

3. Jenis kelamin:

Anak perempuan lebih baik dalam belajar bahasa daripada anak laki-laki, baik dalam pengucapan, kosa kata, dan tingkat keseringan berbahasa, daripada anak laki-laki.

4. Keluarga:

Semakin banyak jumlah anggota keluarga, akan semakin sering anak mendengar dan berbicara. Demikian juga, anak pertama lebih baik perkembangan berbicaranya karena orang tua lebih banyak mempunyai waktu untuk mengajak dan melatih mereka berbicara.

5. Keinginan dan dorongan:

Semakin kuat keinginan dan dorongan berkomunikasi dengan orang lain, terutama bermain dengan teman sebaya, akan semakin kuat pula usaha anak untuk berbicara atau berbahasa.

6. Kepribadian:

Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik cenderung memiliki kemampuan berbicara atau berbahasa lebih baik daripada anak yang mengalami masalah atau kendala dalam penyesuaian diri dan sosial. Kemampuan berbahasa anak yang memiliki kepribadian dan penyesuaian diri yang baik juga akan lebih baik secara kuantitas (jumlah kata dan keseringan bicara) maupun secara kualitas (ketepatan pengucapan dan isi/topik pembicaraan)

C. Fungsi Basa Bagi Anak

Fungsi bahasa lisan bagi Anak Usia Dini adalah sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kemampuan dasar anak.
Secara khusus Gardner mengemukakan bahwa fungsi bahasa bagi anak usia Dini adalah untuk mengembangkan ekspresi,perasaan. Imajinasi dan pikiran.
DEPDIKNAS (2000) menjelaskan fungsi pengembangan kemampuan berbahasa bagi anak Usia Dini anatara lain:
1. Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan
2. Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak
3. Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak
4. Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain
Tujuan khusus komunikasi bagi anak meliputi : Bahasa reseftif, bahasa ekspresif, komunikasi verbal,mengingat dan membedakan.

1. Bahasa Reseftif
Yang dimaksud dengan bahasa reseftif adalah bahasa pasif.
Tujuan khusus bahasa reseftif:
a. Membantu anak mengembangkan kemampuan mendengarkan,contohnya mendengarkan cerita, nyanyian dan sebagainya.
b. Membantu anak mengindentifikasi konsep melalui pemahaman pelabelan kata-kata.
c. Meningkatkan kemampuan untuk merespon pembelajaran langsung contohnya bagaiman anak dapat menjawab atau merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru.
d. Membantu anak untuk mereaksi setiap komunikasi lainnya contohnya anak dapat memberi respon atau reaksi ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya baik dengan guru, orang tua atau teman sebayanya.
2. Bahasa ekspresif
Tujuan kusus bahsa ekspresif:
a. Membantu anak mengekspresikan kebutuhan, keinginan dan perasaan secara verbal.
b. Mendorong anak untuk berbicara secara lebih jelas dan tegas sehingga mudah dipahami.
c. Mendorong kepasihan berbahasa. Anak harus belajar bahasa yang pasih baik ucapan maupun susunan kalimatnya sehingga mudah dimengerti oleh orang lain melalui pemberian contoh guru sendiri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d. Membantu anak memahami bahwa komunikasi tesebut dapat berpengaruh secara lebih efektif terhadap lingkungan sosial dan lingkungan anak.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup. Seorang anak dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya ada yang cepat dan ada juga yang lambat, Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebtut,dan juga terus memotivasi dan menstimulasi ank agar dapt mengembangkan secar baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://hadisetyo.wordpress.com/2009/11/14/penelitian-tindakan-kelas-meningkatkan-kemampuan-berbahasa-lisan-anak-didik-melalui-metode-bercerita-pada-kelompok-b-di-taman-kanak-kanak-aisyiyah-vii-purnamandala-kecamatan-wonosobo-kabupaten-wonos/

http://www.scn.org/mpfc/aurain.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text